Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, 23 Agustus 2023 – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengambil langkah tegas dengan menetapkan mantan Nakhoda PT Bhanda Ghara Reksa (BGR), Muhammad Kuncoro Wibowo, sebagai tersangka dalam dugaan kasus korupsi yang melibatkan penyaluran bantuan sosial (bansos) berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) serta program Keluarga Harapan (PKH) yang diawasi oleh Kementerian Sosial (Kemensos) pada tahun 2020.
Aksi korupsi yang diduga dilakukan oleh mantan Kapten PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) ini disinyalir telah menyebabkan kerugian keuangan negara mencapai Rp127,5 miliar.
Dalam sebuah jumpa pers yang digelar di Gedung Juang KPK, Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, mengumumkan dengan tegas, “Dengan bukti yang cukup untuk mendukung dakwaan, maka kami naikkan status kasus ini ke tahap penyidikan, dengan menetapkan dan mengumumkan beberapa pihak sebagai tersangka, termasuk MKW (Muhammad Kuncoro Wibowo).”
Selain menetapkan status tersangka untuk Kuncoro Wibowo, KPK juga telah mengidentifikasi lima individu lain yang terlibat dalam kasus ini:
1. Budi Susanto (BS) – Direktur Komersial PT BGR (Persero) periode 2018-2021.
2. April Churniawan (AC) – Vice President Operasional PT BGR periode 2018-2021.
3. Ivo Wongkaren (IW) – Direktur Mitra Energi Persada (MEP) dan anggota Tim Penasihat PT Primalayan Teknologi Persada (PTP).
4. Roni Ramdani (RR) – Anggota Tim Penasihat PT PTP.
5. Richard Cahyanto (RC) – General Manager PT PTP dan Direktur PT Envio Global Persada (EGP).
Dalam rangka mendukung proses penyidikan, tim penyidik telah mengambil langkah untuk menahan tiga tersangka, yaitu IW, RR, dan RC, masing-masing selama 20 hari pertama, dimulai sejak 23 Agustus 2023 hingga 11 September 2023, di Rumah Tahanan KPK.
Kasus ini menunjukkan komitmen KPK dalam mengungkap tindak korupsi yang merugikan keuangan negara serta melibatkan sejumlah individu penting dalam perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia.
