Pesawat Jet Pribadi Terhempas di Selangor: Detik-detik Tabrak Motor dan Mobil mengakibatkan 10 Tewas

 

Bayangkan langit yang tiba-tiba jatuh ke bumi dengan gaya yang mengejutkan. Inilah yang terjadi di Selangor, Malaysia, saat pesawat jet pribadi model Beechcraft Model 390 (Premier 1) memutuskan untuk mengakhiri penerbangannya dengan cara yang tragis. Mesin besi itu menabrak jalanan, menyusun kisah gelap yang terisi oleh detik-detik tak terduga.

Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) memberi catatan haru mengenai pesawat nomor registrasi N28JV yang secara mengejutkan terjatuh di sekitar Elmina, Shah Alam, Selangor, pada Kamis (17/8/2023) menjelang senja. Namun, tragedi ini tidak hanya meninggalkan tubuh pesawat yang hancur, tetapi juga mengambil sepuluh nyawa bersamanya.

Korban tak hanya terdiri dari delapan penumpang pesawat, melainkan juga dua jiwa yang menjadi bagian dari perjalanan akhir pesawat itu. Seporang pengendara motor dan seorang pengemudi mobil menghadapi tabrakan yang tak bisa dielakkan dengan alat besi yang tak terkendali itu.

Pesawat tersebut kehilangan sentuhan dengan menara kontrol lalu lintas udara, memantul ke dalam lalu lintas darat dengan tergesa-gesa. Dalam momen penuh kebingungan, sepeda motor dan mobil menjadi target tak terhindarkan dari roh tak terkendali yang menari di udara.

“Sejauh ini, 10 nyawa telah terenggut dalam tragedi ini. Dua pengendara yang tak berdaya – satu di dalam kabin mobil, satu lagi di atas motor – bersatu dengan delapan penumpang yang tak punya pilihan lain dalam pesawat,” ucap Kepala Polisi Distrik Shah Alam, Mohamad Iqbal Ibrahim, kepada AFP.

Di antara korban yang tak terlupakan, satu di antaranya adalah seorang anggota dewan yang telah pergi dalam tragedi ini. Cahaya dan bayang-bayang tak terduga bersatu dalam sekilas yang merenggut jiwa.

Pesawat yang menerbangkan mimpi dan takdir itu dioperasikan oleh Jetvalet Sdn Bhd, sebuah nama yang kini diukir dalam catatan kecelakaan ini. Pesawat tersebut meninggalkan Bandar Udara Internasional Langkawi pada pukul 14.08 waktu setempat, menuju Bandar Udara Sultan Abdul Aziz Shah.

Namun, saat kontak pertama dengan Menara Pengawas Lalu Lintas Udara Subang terjadi pada pukul 14.47, nasib sudah tertulis. Izin pendaratan diberikan pada 14.48, tetapi detik-detik kehidupan akhirnya terangkat dari langit pada pukul 14.51. Asap menari di langit, seperti rintihan akhir dari pesawat yang terperangkap.

CAAM, penjaga langit dan kisah, memberikan informasi bahwa pesawat itu dioperasikan oleh Jet Valet Sdn Bhd, sebuah perusahaan yang kini juga menjadi bagian dari cerita. Dalam tragedi ini, langit dan bumi bersatu untuk menulis akhir dari perjalanan ini.