Cerita Unik: Cak Imin Marah saat Ditolak Hadiri Acara di Tanah Laut

Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang akrab disapa Cak Imin, mengalami momen yang tidak biasa ketika dia ditolak hadir dalam sebuah acara di Kota Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan. Kejadian ini memicu berbagai reaksi dan perdebatan seputar alasan penolakan tersebut.

Awalnya, Cak Imin diundang untuk membuka acara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional yang diselenggarakan oleh Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) di Stadion Pertasi Kencana pada hari Selasa, 5 September 2023. Namun, ketika tiba di lokasi, Cak Imin justru diberitahu bahwa dia tidak diizinkan untuk hadir.

Keputusan tersebut dibuat oleh bupati setempat dengan alasan bahwa kedatangan Cak Imin dapat menciptakan suasana politik yang tidak diinginkan dalam acara tersebut. Namun, Cak Imin mempertahankan bahwa dia datang ke lokasi sebagai Wakil Ketua DPR RI, bukan sebagai seorang politisi yang ingin mencampuri acara tersebut secara politis.

Ketika mendengar bahwa dia ditolak tanpa pemberitahuan sebelumnya, Cak Imin merasa kecewa dan marah. Dia bahkan mengeluhkan bahwa dia telah mengeluarkan uang untuk membeli tiket pesawat dari Jakarta ke Banjarmasin, dan itu menjadi sia-sia. Selain itu, dia juga merasa kecewa karena perjalanan panjangnya ke lokasi acara ternyata tidak dihargai.

“Saya marah karena saya kehilangan harga tiket dari Jakarta ke Banjarmasin, saya marahnya saya minta untuk diganti,” ungkap Cak Imin dengan rasa kecewa yang terasa.

Dia juga mengungkapkan bahwa dia telah merasa lelah perjalanan untuk sampai ke lokasi acara, tetapi begitu tiba, panitia acara tidak memiliki kejelasan dalam mengundangnya. Dia merenung, “Tahu gitu nggak usah ngundang saya.”

Setelah ditolak hadir, Cak Imin akhirnya memutuskan untuk tidak meresmikan acara MTQ tersebut. Namun, dia masih ingin hadir sebagai penonton biasa. Namun, bahkan niat itu juga tidak diperbolehkan oleh panitia.

“Jauh-jauh saya datang ke Tanah Laut, 2 jam dari Banjarmasin sudah sampai di sana, tiba-tiba Kiai Saifullah Maksum menyampaikan kepada saya bahwa permohonan maaf sambil nangis-nangis (mengatakan) Bupati nggak berkenan dan lebih baik tidak ada acara,” kata Cak Imin dengan nada kecewa.

Sehingga, dalam cerita yang unik ini, Cak Imin mengalami perjalanan yang tidak diharapkan saat dia ditolak hadir dalam acara yang semula diundang untuk membuka. Kejadian ini menunjukkan bagaimana politik bisa mencampuri banyak aspek dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam acara keagamaan sekalipun.